Analisis Pembahasan
|
3.1. Pengaruh SMM
ISO 9001-2008 (X1) terhadap Kepuasan Kerja (Y1)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (tabel 5.18), koefisien
variabel SMM ISO 9001-2008 (X1) yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi
Indonesia di Gresik pada kepuasan kerja (Y1) = 0.287 dengan p-value 0,082
lebih tinggi dari nilai ( α = 0,05). Hipotesis pertama menyatakan bahwa SMM
ISO 9001-2008 memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan kerja di PT
Gunung Mimpi Indonesia di Gresik tidak benar dan tidak dapat diterima.
Koefisien jalur yang positif, secara teoritis berkorelasi korelasi SMM ISO
9001-2008 terhadap kepuasan kerja berada pada arah yang sama, yaitu jika
persepsi karyawan terhadap SMM ISO 9001-2008 lebih baik dan lebih baik
(positif), kepuasan kerja semakin meningkat. atau tinggi. Keterangan tentang
persepsi responden (175 karyawan PT Mount Dream Indonesia di Gresik) mengenai
kompetensi karyawan yang diterapkan oleh perusahaan menunjukkan positif,
yaitu 13 responden menyatakan sangat setuju dan 107 responden mengatakan
setuju (Tabel .5.4) dan didukung oleh koefisien kompetensi 0,610 dengan p
nilai 0,000. Persepsi responden dari pelatihan yang diterapkan oleh PT Gunung
Mimpi Indonesia menunjukkan positif, yaitu 22 responden sangat setuju dan 105
responden setuju (Tabel 5.4) dan didukung oleh nilai koefisien pelatihan
tentang SMM ISO 9001-2008 adalah 0.698 dengan p-value 0,000. Persepsi
responden terhadap perhatian karyawan menunjukkan positif; 23 responden
sangat setuju dan 113 responden setuju (Tabel 5.4) dan koefisien perhatian
karyawan pada SMM ISO 9001-2008 adalah 0,553 dengan p-value 0,000.
Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Lukitaningrum dan Purwanggono (2012) yang mengatakan bahwa penerapan sistem
manajemen mutu ISO 9001-2008 berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan kerja dan kinerja karyawan (studi kasus pada PT Intech Anugerah
Indonesia). Studi ini menunjukkan bahwa ISO SMM memiliki pengaruh positif
yang tidak signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dapat dikatakan bahwa
penerapan SMM ISO 9001-2008 di PT Gunung Dream Indonesia di Gresik memiliki
pengaruh yang lemah atau rendah terhadap kepuasan kerja; oleh karena itu
manajemen dapat melakukan pendekatan intensif dalam penerapan ISO SMM. Karena
hasil kuesioner menunjukkan bahwa penerapan SMM ISO 9001-2008 dipengaruhi oleh
fokus pada konsumen.
3.2. Pengaruh TQM
(X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y1)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (tabel 5.18), koefisien
variabel Total Quality Management (X2) yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi
Indonesia di Gresik pada kepuasan kerja (Y1) adalah 0.289 dengan p-value
0,011 lebih rendah dari v Alue (α = 0,05). Hipotesis kedua menyatakan bahwa
manajemen kualitas total memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan
kerja di PT Mounts Mimpi Indonesia di Gresik, itu adalah benar dan dapat
diterima. Koefisien jalur yang positif, secara teoritis korelasi pengaruh
total quality management terhadap kepuasan kerja berada pada arah yang sama;
jika persepsi responden total manajemen mutu, yang diterapkan oleh PT Gunung
Mimpi Indonesia di Gresik, positif, sehingga kepuasan kerja meningkat.
Deskripsi persepsi responden (175 karyawan PT Gunung Mimpi Indonesia di
Gresik) pada komitmen dari manajemen yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi
Indonesia di Gresik menunjukkan positif, yaitu 38 responden sangat setuju dan
1000 responden setuju (Tabel 5.5) dan didukung oleh koefisien Nilai komitmen
manajemen terhadap total quality management adalah 0,693 dan p-value adalah
0,000. Persepsi responden tentang pemberdayaan karyawan yang diterapkan oleh
PT Gunung Impian Indonesia di Gresik menunjukkan positif; 29 responden sangat
setuju dan 105 responden setuju (Tabel 5.5) dan didukung oleh nilai koefisien
pemberdayaan karyawan terhadap total quality management sebesar 0,696 dengan
p value 0,000. Persepsi responden pada terus-menerus perbaikan yang
diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik yang diterapkan oleh PT
Gunung Mimpi Indonesia menunjukkan positif ,; 25 responden sangat setuju dan
88 responden setuju (Tabel 5.5) dan didukung oleh nilai koefisien perbaikan
berkelanjutan pada total quality management sebesar 0,740 dengan p value
0,000. Persepsi responden tentang fokus pada konsumen yang diterapkan oleh PT
Gunung Mimpi Indonesia di Gresik menunjukkan positif; 45 responden sangat
setuju dan 103 responden setuju (Tabel 5.5) dan didukung oleh nilai koefisien
fokus pada konsumen terhadap total quality management yaitu 0,811 dengan p
value 0,000.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Misran Minizu
(2005) yang menyarankan bahwa secara bersamaan atau sebagian beberapa faktor
penting TQM yang terdiri dari komitmen manajemen puncak, keterlibatan
karyawan, pemberdayaan karyawan, dan pelatihan karyawan berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT Bosawa Berlian Motor Makasar.
Dapat dikatakan bahwa variabel total quality management memiliki korelasi
terhadap kepuasan kerja berdasarkan faktor output pekerjaan, kualitas kerja,
komitmen manajemen puncak, keterlibatan karyawan, pemberdayaan karyawan, dan
pelatihan karyawan.
3.3. Pengaruh
Lingkungan Kerja (X3) terhadap Kepuasan Kerja (Y1)
Berdasarkan uji hipotesis ketiga (tabel 5.18), koefisien lingkungan kerja
(X3), yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik, pada kepuasan
kerja (Y1) adalah 0.366 dengan nilai p 0.003 lebih tinggi dari nilai (α =
0,05). Hipotesis ketiga menunjukkan bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT Gunung Mimpi Indonesia
di Gresik adalah benar dan dapat diterima. Koefisien jalur positif; Secara
teoritis pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja berada pada arah
yang sama; jika persepsi responden terhadap lingkungan kerja yang positif,
kepuasan kerja di PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik meningkat. Deskripsi
persepsi responden tentang warna, yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi
Indonesia di Gresik, menunjukkan positif; 35 responden sangat setuju dan 98
responden setuju (Tabel 5.8) dan didukung oleh nilai koefisien warna pada
lingkungan kerja 0,601 dengan p value 0,000. Persepsi responden pada
kebersihan yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik
menunjukkan positif; 40 responden sangat setuju dan 105 responden setuju
(Tabel 5.6) dan didukung oleh nilai koefisien kebersihan pada lingkungan
kerja sebesar 0,601 dengan p value 0,000. Persepsi responden pada pencahayaan
yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik menunjukkan positif;
31 responden sangat setuju dan 100 responden setuju (Tabel 5.6) dan didukung
oleh nilai koefisien pencahayaan di lingkungan kerja sebesar 0,526 dengan p
value 0,000. Persepsi responden tentang sirkulasi udara yang diterapkan oleh
PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik menunjukkan positif; 21 responden sangat
setuju dan 96 responden setuju (Tabel 5.6) dan didukung oleh nilai koefisien
sirkulasi udara terhadap lingkungan kerja sebesar 0,531 dengan p value 0,000.
Persepsi responden pada musik yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia
di Gresik menunjukkan positif; 29 responden sangat setuju dan 92 responden
setuju (Tabel 5.6), koefisien musiknya adalah o, 682 dengan nilai p 0,000.
Persepsi tentang kebisingan di PT Mount Dreams Indonesia menunjukkan positif;
20 responden sangat setuju dan 99 responden setuju (Tabel 5.6) dan koefisien
kebisingan 0,546 dengan nilai p 0,000. Persepsi responden tentang keamanan
menunjukkan positif; 30 responden sangat setuju dan 89 responden setuju
(Tabel 5.6) dan koefisien keamanan yang dijamin adalah 0,697 dengan p value
0,000.
Penelitian ini mendukung teori yang disarankan oleh Litwin dan Stringer
(2005) bahwa lingkungan kerja atau iklim organisasi yang otoriter dengan
sentralisasi pengambilan keputusan, sedangkan perilaku pekerja ditentukan
oleh peraturan dan prosedur standar, produktivitas dan kepuasan kerja akan
rendah.
3.4. Pengaruh SMM
ISO 9001-2008 (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y2)
Berdasarkan uji hipotesis keempat (tabel 1.18), koefisien variabel SMM
ISO 9001-2008 (X1) yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik
terhadap kinerja karyawan (Y2) adalah 0.338 dengan nilai p 0,010 lebih rendah
dari nilai (α = 0,05). Hipotesis keempat menyatakan bahwa SMM ISO 9001-2008
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, adalah benar dan dapat
diterima. Koefisien jalur yang positif menunjukkan bahwa secara teoritis
korelasi pengaruh SMM ISO 9001-2008 terhadap kinerja karyawan berada pada
arah yang sama; Jika persepsi karyawan terhadap SMM ISO 9001-2008 positif,
maka kinerja karyawan semakin meningkat.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Angga Perwira
Utama (2012) bahwa ada pengaruh langsung antara sistem manajemen mutu ISO
9001-2008 terhadap kepuasan kerja.
3.5. Pengaruh Total
Quality Management (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y2)
Berdasarkan uji hipotesis keenam (tabel 5.18), koefisien manajemen
kualitas total (X2) yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesi pada
kinerja karyawan (Y1) adalah 0,105 dengan nilai p 0.176 lebih tinggi dari
nilai (α = 0,05). Hipotesis keenam menunjukkan bahwa manajemen kualitas total
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di PT Gunung
Mimpi Indonesia di Gresik, tidak benar dan tidak dapat diterima. Koefisien
jalur positif; Secara teoritis pengaruh manajemen kualitas total terhadap
kinerja karyawan adalah arah yang sama; Jika persepsi karyawan terhadap total
quality management yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia positif,
kinerja karyawan akan semakin meningkat.
Pengaruh lingkungan kerja (X3) terhadap Kinerja Pegawai (Y2)
Berdasarkan uji hipotesis keenam (tabel 5.18), koefisien lingkungan kerja
(X3) yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik terhadap
kinerja karyawan (Y2) adalah 0.258 dan p- value 0.009 lebih rendah dari nilai
(α = 0,05) . Hipotesis keenam menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh
signifikan terhadap kinerja karyawan, adalah benar dan dapat diterima.
Koefisien jalur positif menunjukkan bahwa secara teoritis pengaruh lingkungan
kerja terhadap kinerja karyawan berada pada arah yang sama; Jika persepsi
karyawan terhadap lingkungan kerja positif, kinerja karyawan akan meningkat Pengaruh
Kepuasan Kerja (Y1) Terhadap Kinerja Pegawai (Y2)
Berdasarkan uji hipotesis ketujuh (tabel 5.18), koefisien kepuasan kerja
karyawan (Y1) di PT Gunung Mimpi Indonesia terhadap kinerja karyawan (Y2)
adalah 0.346 dengan nilai p 0.006 lebih rendah dari nilai (α = 0,05).
Hipotesis ketujuh menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan, adalah benar dan dapat diterima. Koefisien jalur
positif menunjukkan bahwa secara teoritis pengaruh kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan berada pada arah yang sama; Jika persepsi karyawan terhadap
persepsi pekerjaan positif atau lebih baik, maka kinerja karyawan akan lebih
tinggi.
Hasil dalam penelitian ini adalah bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh
kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang lebih tinggi akan meningkatkan kinerja
karyawan. Berdasarkan hasil penelitian, variabel yang paling dominan pada
kepuasan kerja adalah variabel lingkungan kerja.
Kinerja karyawan secara langsung dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan
lingkungan kerja, hal ini sesuai dengan uji hipotesis di standar Efek
Langsung (nomor 1 Group - default Model) pada lampiran 7 yang efek langsung
dari lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan adalah 0.366 dengan p-value
0003 adalah wer lo dari (α = 0,05) dan koefisien kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan adalah 0.346 dengan nilai p 0.006 lebih rendah dari (α =
0,05). Kinerja karyawan tidak dipengaruhi secara langsung oleh variabel
independen dalam penelitian ini terdiri dari variabel SMM ISO 9001-2008 (X1),
manajemen kualitas total (X2), lingkungan kerja (X3), tapi dengan cara
kepuasan kerja; Kinerja karyawan akan maksimal jika harapan karyawan
terpenuhi
|
Hasil Penelitian
|
1. SMM ISO 9001-2008
(X1) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik memiliki efek
positif namun tidak signifikan terhadap kepuasan kerja (Y1). Ini berarti SMM
ISO 9001-2008, dalam hal ini adalah kompetensi karyawan, pelatihan, penilaian
keaktifan kegiatan, perhatian karyawan dan perawatan arsip yang diterapkan
oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik tidak signifikan untuk meningkatkan
kepuasan kerja. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa penilaian efektivitas kerja
memiliki tingkat tertinggi antara lima indikator dari variabel SMM ISO
9001-2008 dan kompetensi karyawan yang memiliki tingkat terendah.
2. Total Quality
Management / TQM (X2) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di
Gresik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y1).
Artinya TQM, dalam hal ini adalah komitmen manajemen terhadap karyawan dan
konsumen, pemberdayaan karyawan maksimal, perbaikan berkelanjutan dan fokus
pada konsumen akan dapat meningkatkan kualitas manajemen dan kerja, sehingga
dalam pelaksanaannya dapat memenuhi harapan karyawan. Meningkatnya kepuasan
konsumen dapat meningkatkan kualitas kerja karyawan secara keseluruhan.
3. Lingkungan kerja
(X3) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y1). Ini berarti lingkungan
kerja yang terapan dan terstandardisasi, dalam hal ini adalah warna dinding
yang nyaman, kebersihan yang baik, pencahayaan yang baik, sirkulasi udara
maksimal, musik yang mampu meningkatkan inspirasi kerja, kebisingan yang
tidak terganggu dan jaminan keamanan membuat karyawan PT Mount Dreams
Indonesia di Gresik merasa puas. Jadi lingkungan kerja bisa meningkatkan
kepuasan; dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan karyawan (harapan).
4. SMM ISO 9001-2008
(X1) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2). Ini berarti
SMM ISO 9001-2008 yang distandarisasi oleh manajemen, dalam hal ini adalah
kompetensi karyawan, pelatihan, penilaian efektivitas kerja, perhatian
karyawan dan pemeliharaan arsip dapat meningkatkan kinerja karyawan secara
terus menerus.
5. Total Quality
Management / TQM (X2) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di
Gresik memiliki dampak positif namun tidak signifikan terhadap kinerja
karyawan (X2). Ini berarti TQM, dalam hal ini adalah komitmen manajemen
terhadap karyawan dan konsumen, pemberdayaan maksimal karyawan, perbaikan
terus menerus dan fokus pada konsumen tidak dapat meningkatkan kinerja
karyawan secara signifikan.
6. Lingkungan kerja
(X3) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2). Manfaat yang bisa
didapat oleh karyawan dari lingkungan kerja yang nyaman, dalam hal ini adalah
pewarnaan dinding yang nyaman, kebersihan yang baik, pencahayaan yang baik,
sirkulasi udara maksimal, musik yang mampu meningkatkan inspirasi kerja,
kebisingan yang tidak mengganggu dan menjamin keamanan membuat karyawan dapat
melaksanakannya. tanggung jawab mereka dengan baik
7. Kepuasan kerja (Y1)
karyawan PT Mount Dreams Indonesia di Gresik berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan (Y2). Artinya, kepuasan kerja karyawan dapat
meningkatkan kinerja karyawan.
8. Kinerja karyawan
(Y2) di PT Mount Dreams Indonesia di Gresik tidak secara langsung dipengaruhi
oleh variabel total quality management, namun dapat meningkatkan kinerja
melalui kepuasan kerja. Dan SMM ISO 9001-2008 (X1) secara tidak langsung
dapat memenuhi kepuasan kerja karyawan, namun secara langsung dapat
mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja secara langsung dapat
meningkatkan kepuasan dan kinerja karyawan. Oleh karena itu, manajemen harus
mempertimbangkan kepuasan kerja karyawan pertama untuk meningkatkan kinerja
karyawan.
|