Cari Blog Ini

Rabu, 18 Oktober 2017

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL BUSINESS & MANAGEMENT

Review Jurnal Internasional 1

Judul
Effect of ISO 900-2008 QMS, Total Quality Management and Work Environment on Job Satisfaction and Employee Performance at Pt Mount Dreams Indonesia in Gresik (Pengaruh SMM ISO 900-2008, Total Quality Management dan Lingkungan Kerja terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan di Pt Mount Dreams Indonesia di Gresik)
Jurnal
THE INTERNATIONAL JOURNAL OF BUSINESS & MANAGEMENT
Volume & Halaman
Vol 3 Issue 4, Hal. 369-374
Tahun
2015
Penulis
Mahmudah Enny W.
Reviewer
Ardhan Anasswastama (2016081055)
Tanggal
17 Oktober 2017

Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ISO 9001-2008 QMS, Total Quality Management dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan di PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik.
Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah 175 responden yang merupakan karyawan staf PT Mount Dreams Indonesia di Gresik. PT Gunung Mimpi Indonesia yang ingin meningkatkan kinerja karyawan dan kepuasan kerja mencoba untuk ameliorating untuk menstabilkan dan meningkatkan korporasi kinerja s terus menerus. Budaya organisasi yang ada di PT Gunung Dream Indonesia tidak cukup kuat untuk mendasari, atau untuk mendukung, para karyawan dalam bekerja. Orientasi kerja individu terhadap karyawan menunjukkan bahwa sifat kontrol, sifat kinerja, sifat korelasinya, dan sifat responsif kurang dirasakan oleh karyawan. Mencoba untuk mengatasinya, antara lain, dengan cara menerapkan dan melaksanakan TQM, yang diharapkan dapat kinerja dan daya saing perusahaan 's di pasar. Implementasi TQM juga dilakukan oleh korporasi secara komprehensif dimana TQM telah mencapai bottom line korporasi, namun hasilnya tidak memuaskan. TQM adalah untuk mengelola kualitas total dalam melakukan bisnis dengan cara: berfokus pada perilaku konsumen, keterlibatan semua karyawan, dan ameliorating terus kualitas produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, sumber daya manusia, proses dan lingkungan organisasi.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode perhitungan SEM (pemodelan persamaan struktur) dengan program AMOS (analisis struktur momen).
Analisis Pembahasan
3.1. Pengaruh SMM ISO 9001-2008 (X1) terhadap Kepuasan Kerja (Y1)

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama (tabel 5.18), koefisien variabel SMM ISO 9001-2008 (X1) yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik pada kepuasan kerja (Y1) = 0.287 dengan p-value 0,082 lebih tinggi dari nilai ( α = 0,05). Hipotesis pertama menyatakan bahwa SMM ISO 9001-2008 memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan kerja di PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik tidak benar dan tidak dapat diterima. Koefisien jalur yang positif, secara teoritis berkorelasi korelasi SMM ISO 9001-2008 terhadap kepuasan kerja berada pada arah yang sama, yaitu jika persepsi karyawan terhadap SMM ISO 9001-2008 lebih baik dan lebih baik (positif), kepuasan kerja semakin meningkat. atau tinggi. Keterangan tentang persepsi responden (175 karyawan PT Mount Dream Indonesia di Gresik) mengenai kompetensi karyawan yang diterapkan oleh perusahaan menunjukkan positif, yaitu 13 responden menyatakan sangat setuju dan 107 responden mengatakan setuju (Tabel .5.4) dan didukung oleh koefisien kompetensi 0,610 dengan p nilai 0,000. Persepsi responden dari pelatihan yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia menunjukkan positif, yaitu 22 responden sangat setuju dan 105 responden setuju (Tabel 5.4) dan didukung oleh nilai koefisien pelatihan tentang SMM ISO 9001-2008 adalah 0.698 dengan p-value 0,000. Persepsi responden terhadap perhatian karyawan menunjukkan positif; 23 responden sangat setuju dan 113 responden setuju (Tabel 5.4) dan koefisien perhatian karyawan pada SMM ISO 9001-2008 adalah 0,553 dengan p-value 0,000.
Penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lukitaningrum dan Purwanggono (2012) yang mengatakan bahwa penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001-2008 berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan (studi kasus pada PT Intech Anugerah Indonesia). Studi ini menunjukkan bahwa ISO SMM memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Dapat dikatakan bahwa penerapan SMM ISO 9001-2008 di PT Gunung Dream Indonesia di Gresik memiliki pengaruh yang lemah atau rendah terhadap kepuasan kerja; oleh karena itu manajemen dapat melakukan pendekatan intensif dalam penerapan ISO SMM. Karena hasil kuesioner menunjukkan bahwa penerapan SMM ISO 9001-2008 dipengaruhi oleh fokus pada konsumen.

3.2. Pengaruh TQM (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y1)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua (tabel 5.18), koefisien variabel Total Quality Management (X2) yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik pada kepuasan kerja (Y1) adalah 0.289 dengan p-value 0,011 lebih rendah dari v Alue (α = 0,05). Hipotesis kedua menyatakan bahwa manajemen kualitas total memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja di PT Mounts Mimpi Indonesia di Gresik, itu adalah benar dan dapat diterima. Koefisien jalur yang positif, secara teoritis korelasi pengaruh total quality management terhadap kepuasan kerja berada pada arah yang sama; jika persepsi responden total manajemen mutu, yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik, positif, sehingga kepuasan kerja meningkat. Deskripsi persepsi responden (175 karyawan PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik) pada komitmen dari manajemen yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik menunjukkan positif, yaitu 38 responden sangat setuju dan 1000 responden setuju (Tabel 5.5) dan didukung oleh koefisien Nilai komitmen manajemen terhadap total quality management adalah 0,693 dan p-value adalah 0,000. Persepsi responden tentang pemberdayaan karyawan yang diterapkan oleh PT Gunung Impian Indonesia di Gresik menunjukkan positif; 29 responden sangat setuju dan 105 responden setuju (Tabel 5.5) dan didukung oleh nilai koefisien pemberdayaan karyawan terhadap total quality management sebesar 0,696 dengan p value 0,000. Persepsi responden pada terus-menerus perbaikan yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia menunjukkan positif ,; 25 responden sangat setuju dan 88 responden setuju (Tabel 5.5) dan didukung oleh nilai koefisien perbaikan berkelanjutan pada total quality management sebesar 0,740 dengan p value 0,000. Persepsi responden tentang fokus pada konsumen yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik menunjukkan positif; 45 responden sangat setuju dan 103 responden setuju (Tabel 5.5) dan didukung oleh nilai koefisien fokus pada konsumen terhadap total quality management yaitu 0,811 dengan p value 0,000.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Misran Minizu (2005) yang menyarankan bahwa secara bersamaan atau sebagian beberapa faktor penting TQM yang terdiri dari komitmen manajemen puncak, keterlibatan karyawan, pemberdayaan karyawan, dan pelatihan karyawan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT Bosawa Berlian Motor Makasar. Dapat dikatakan bahwa variabel total quality management memiliki korelasi terhadap kepuasan kerja berdasarkan faktor output pekerjaan, kualitas kerja, komitmen manajemen puncak, keterlibatan karyawan, pemberdayaan karyawan, dan pelatihan karyawan.
3.3. Pengaruh Lingkungan Kerja (X3) terhadap Kepuasan Kerja (Y1)
Berdasarkan uji hipotesis ketiga (tabel 5.18), koefisien lingkungan kerja (X3), yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik, pada kepuasan kerja (Y1) adalah 0.366 dengan nilai p 0.003 lebih tinggi dari nilai (α = 0,05). Hipotesis ketiga menunjukkan bahwa lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik adalah benar dan dapat diterima. Koefisien jalur positif; Secara teoritis pengaruh lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja berada pada arah yang sama; jika persepsi responden terhadap lingkungan kerja yang positif, kepuasan kerja di PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik meningkat. Deskripsi persepsi responden tentang warna, yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik, menunjukkan positif; 35 responden sangat setuju dan 98 responden setuju (Tabel 5.8) dan didukung oleh nilai koefisien warna pada lingkungan kerja 0,601 dengan p value 0,000. Persepsi responden pada kebersihan yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik menunjukkan positif; 40 responden sangat setuju dan 105 responden setuju (Tabel 5.6) dan didukung oleh nilai koefisien kebersihan pada lingkungan kerja sebesar 0,601 dengan p value 0,000. Persepsi responden pada pencahayaan yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik menunjukkan positif; 31 responden sangat setuju dan 100 responden setuju (Tabel 5.6) dan didukung oleh nilai koefisien pencahayaan di lingkungan kerja sebesar 0,526 dengan p value 0,000. Persepsi responden tentang sirkulasi udara yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik menunjukkan positif; 21 responden sangat setuju dan 96 responden setuju (Tabel 5.6) dan didukung oleh nilai koefisien sirkulasi udara terhadap lingkungan kerja sebesar 0,531 dengan p value 0,000. Persepsi responden pada musik yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik menunjukkan positif; 29 responden sangat setuju dan 92 responden setuju (Tabel 5.6), koefisien musiknya adalah o, 682 dengan nilai p 0,000. Persepsi tentang kebisingan di PT Mount Dreams Indonesia menunjukkan positif; 20 responden sangat setuju dan 99 responden setuju (Tabel 5.6) dan koefisien kebisingan 0,546 dengan nilai p 0,000. Persepsi responden tentang keamanan menunjukkan positif; 30 responden sangat setuju dan 89 responden setuju (Tabel 5.6) dan koefisien keamanan yang dijamin adalah 0,697 dengan p value 0,000.

Penelitian ini mendukung teori yang disarankan oleh Litwin dan Stringer (2005) bahwa lingkungan kerja atau iklim organisasi yang otoriter dengan sentralisasi pengambilan keputusan, sedangkan perilaku pekerja ditentukan oleh peraturan dan prosedur standar, produktivitas dan kepuasan kerja akan rendah.

3.4. Pengaruh SMM ISO 9001-2008 (X1) terhadap Kinerja Pegawai (Y2)
Berdasarkan uji hipotesis keempat (tabel 1.18), koefisien variabel SMM ISO 9001-2008 (X1) yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik terhadap kinerja karyawan (Y2) adalah 0.338 dengan nilai p 0,010 lebih rendah dari nilai (α = 0,05). Hipotesis keempat menyatakan bahwa SMM ISO 9001-2008 berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, adalah benar dan dapat diterima. Koefisien jalur yang positif menunjukkan bahwa secara teoritis korelasi pengaruh SMM ISO 9001-2008 terhadap kinerja karyawan berada pada arah yang sama; Jika persepsi karyawan terhadap SMM ISO 9001-2008 positif, maka kinerja karyawan semakin meningkat.

Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Angga Perwira Utama (2012) bahwa ada pengaruh langsung antara sistem manajemen mutu ISO 9001-2008 terhadap kepuasan kerja.

3.5. Pengaruh Total Quality Management (X2) Terhadap Kinerja Pegawai (Y2)
Berdasarkan uji hipotesis keenam (tabel 5.18), koefisien manajemen kualitas total (X2) yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesi pada kinerja karyawan (Y1) adalah 0,105 dengan nilai p 0.176 lebih tinggi dari nilai (α = 0,05). Hipotesis keenam menunjukkan bahwa manajemen kualitas total memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik, tidak benar dan tidak dapat diterima. Koefisien jalur positif; Secara teoritis pengaruh manajemen kualitas total terhadap kinerja karyawan adalah arah yang sama; Jika persepsi karyawan terhadap total quality management yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia positif, kinerja karyawan akan semakin meningkat.

Pengaruh lingkungan kerja (X3) terhadap Kinerja Pegawai (Y2)
Berdasarkan uji hipotesis keenam (tabel 5.18), koefisien lingkungan kerja (X3) yang diterapkan oleh PT Gunung Mimpi Indonesia di Gresik terhadap kinerja karyawan (Y2) adalah 0.258 dan p- value 0.009 lebih rendah dari nilai (α = 0,05) . Hipotesis keenam menyatakan bahwa lingkungan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, adalah benar dan dapat diterima. Koefisien jalur positif menunjukkan bahwa secara teoritis pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan berada pada arah yang sama; Jika persepsi karyawan terhadap lingkungan kerja positif, kinerja karyawan akan meningkat Pengaruh Kepuasan Kerja (Y1) Terhadap Kinerja Pegawai (Y2)

Berdasarkan uji hipotesis ketujuh (tabel 5.18), koefisien kepuasan kerja karyawan (Y1) di PT Gunung Mimpi Indonesia terhadap kinerja karyawan (Y2) adalah 0.346 dengan nilai p 0.006 lebih rendah dari nilai (α = 0,05). Hipotesis ketujuh menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, adalah benar dan dapat diterima. Koefisien jalur positif menunjukkan bahwa secara teoritis pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan berada pada arah yang sama; Jika persepsi karyawan terhadap persepsi pekerjaan positif atau lebih baik, maka kinerja karyawan akan lebih tinggi.

Hasil dalam penelitian ini adalah bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang lebih tinggi akan meningkatkan kinerja karyawan. Berdasarkan hasil penelitian, variabel yang paling dominan pada kepuasan kerja adalah variabel lingkungan kerja.

Kinerja karyawan secara langsung dipengaruhi oleh kepuasan kerja dan lingkungan kerja, hal ini sesuai dengan uji hipotesis di standar Efek Langsung (nomor 1 Group - default Model) pada lampiran 7 yang efek langsung dari lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan adalah 0.366 dengan p-value 0003 adalah wer lo dari (α = 0,05) dan koefisien kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan adalah 0.346 dengan nilai p 0.006 lebih rendah dari (α = 0,05). Kinerja karyawan tidak dipengaruhi secara langsung oleh variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari variabel SMM ISO 9001-2008 (X1), manajemen kualitas total (X2), lingkungan kerja (X3), tapi dengan cara kepuasan kerja; Kinerja karyawan akan maksimal jika harapan karyawan terpenuhi
Hasil Penelitian
1.      SMM ISO 9001-2008 (X1) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik memiliki efek positif namun tidak signifikan terhadap kepuasan kerja (Y1). Ini berarti SMM ISO 9001-2008, dalam hal ini adalah kompetensi karyawan, pelatihan, penilaian keaktifan kegiatan, perhatian karyawan dan perawatan arsip yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik tidak signifikan untuk meningkatkan kepuasan kerja. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa penilaian efektivitas kerja memiliki tingkat tertinggi antara lima indikator dari variabel SMM ISO 9001-2008 dan kompetensi karyawan yang memiliki tingkat terendah.

2.      Total Quality Management / TQM (X2) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y1). Artinya TQM, dalam hal ini adalah komitmen manajemen terhadap karyawan dan konsumen, pemberdayaan karyawan maksimal, perbaikan berkelanjutan dan fokus pada konsumen akan dapat meningkatkan kualitas manajemen dan kerja, sehingga dalam pelaksanaannya dapat memenuhi harapan karyawan. Meningkatnya kepuasan konsumen dapat meningkatkan kualitas kerja karyawan secara keseluruhan.

3.      Lingkungan kerja (X3) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja (Y1). Ini berarti lingkungan kerja yang terapan dan terstandardisasi, dalam hal ini adalah warna dinding yang nyaman, kebersihan yang baik, pencahayaan yang baik, sirkulasi udara maksimal, musik yang mampu meningkatkan inspirasi kerja, kebisingan yang tidak terganggu dan jaminan keamanan membuat karyawan PT Mount Dreams Indonesia di Gresik merasa puas. Jadi lingkungan kerja bisa meningkatkan kepuasan; dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan karyawan (harapan).

4.      SMM ISO 9001-2008 (X1) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2). Ini berarti SMM ISO 9001-2008 yang distandarisasi oleh manajemen, dalam hal ini adalah kompetensi karyawan, pelatihan, penilaian efektivitas kerja, perhatian karyawan dan pemeliharaan arsip dapat meningkatkan kinerja karyawan secara terus menerus.

5.      Total Quality Management / TQM (X2) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik memiliki dampak positif namun tidak signifikan terhadap kinerja karyawan (X2). Ini berarti TQM, dalam hal ini adalah komitmen manajemen terhadap karyawan dan konsumen, pemberdayaan maksimal karyawan, perbaikan terus menerus dan fokus pada konsumen tidak dapat meningkatkan kinerja karyawan secara signifikan.

6.      Lingkungan kerja (X3) yang diterapkan oleh PT Mount Dreams Indonesia di Gresik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2). Manfaat yang bisa didapat oleh karyawan dari lingkungan kerja yang nyaman, dalam hal ini adalah pewarnaan dinding yang nyaman, kebersihan yang baik, pencahayaan yang baik, sirkulasi udara maksimal, musik yang mampu meningkatkan inspirasi kerja, kebisingan yang tidak mengganggu dan menjamin keamanan membuat karyawan dapat melaksanakannya. tanggung jawab mereka dengan baik
7.      Kepuasan kerja (Y1) karyawan PT Mount Dreams Indonesia di Gresik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan (Y2). Artinya, kepuasan kerja karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan.
8.       Kinerja karyawan (Y2) di PT Mount Dreams Indonesia di Gresik tidak secara langsung dipengaruhi oleh variabel total quality management, namun dapat meningkatkan kinerja melalui kepuasan kerja. Dan SMM ISO 9001-2008 (X1) secara tidak langsung dapat memenuhi kepuasan kerja karyawan, namun secara langsung dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Lingkungan kerja secara langsung dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja karyawan. Oleh karena itu, manajemen harus mempertimbangkan kepuasan kerja karyawan pertama untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Kesimpulan
Hubungan variabel-variabel ini dengan lima adalah kausalitas. Model hubungan variabel SMM ISO 9001-2008 tidak memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan kerja, sedangkan total quality management dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Total quality management tidak memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan namun untuk variabel SMU ISO 2001-2008 dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.


0 komentar:

Posting Komentar